Postingan

Hidayah.

Gambar
"Ya Allah, teguhkanlah hati kami dalam agamamu"           Berkaos kaki, pake rok, pake manset tangan, jilbab panjang hingga menutupi dada. siapa kira aku menjadi wanita diantaranya, siapa yang menyangka? rokpun aku takpernah punya kecuali rok sekolah, pernah kubilang "jijik pake rok, ndeso!". siapa yang mengira aku memakan omonganku, aku menutupnya.           Siapa yang bisa mengubah kerasnya hati dan akal, jika bukan Dia? Allah yang maha lembut lagi memahamkan. Betapa hidayah itu mahal, betapa hidayah itu sayang jika tidak kita tangkap. Betapa Allah mudah sekali lembutkan hati dan kata yang tiba-tiba bilang "ah pake rok ajalah, ditutup, pake kaos kaki, kerudungnya dipanjangin" semudah itu Allah melembutkan hati. MasyaAllaaaah.           Berat lagi menjaga hidayah tersebut, hati mudah sekali ditipu. Bisa tiba-tiba ia kembali "halah, gapapa kan sekali aja gapake kaos kaki", "halah gapapa berduaan, kan cafenya rame". Betapa hati

Cinta Bermain

"maaf ya, ayah ndk bisa jemput" begitu pesan ayah kepada ibu, karena ketidakbisaannya menjemputku pulang KKN.       Pesan taklangsung disampaikan kepadaku adalah cara ayah menjaga perasaannya sendiri, kesedihan yang diungkapkan pada ibu, tapi tak padaku. Ayah meminta atas apa yang tak harus diminta, tentang maaf yang takharus diminta padaku. Aku sebagai anak, menangisi diriku sendiri yang bahkan sering kali takmeminta maaf atas salah-salahku yang mungkin seringkali kusengaja.       Ayah, manusia baja berhati lembut. Kuat tapi lembut, Idealis tapi sistematis juga. "Yah sepedaku ndak bisa". besok sepeda pasti jadi sudah bisa. "Yah, buatkan tempelan untuk dinding mimpi yah". besoknya, bahkan sekian jam setelah permintaan sudah ada. Bukan dari kata, ayah lebih ke perbuatan, begitulah cinta bermain. Takcuma lewat kata, perbuatan juga. Ayah selalu begitu, nanti? itu sebuah kata yang haram diucapkan. Ayah taksuka bilang nanti, ayah selalu bilang "oke, in

Kado Terbaik

Gambar
"Maaf ya dek, tahun ini ibuk ndak ngasih kado." -ibuk- "lah, ayah sama ibuk sehat walafiat itu kado terindah buat adek buk" -adek- -RIF-           Begitulah sedikit perbincangan adek dan ibuk yang kudengar, aku terhenyak. belajar darimana adekku berlemah lembut. Apa yang dibilang adek tiba-tiba menamparku, jangan-jangan setiap soal doa-doaku hanya egois terhadapku lupa mendoakan mereka, ayah dan ibuk. sebelum ke mereka, ada hal yang berbeda kusadari setahun ini, tentang adek.           Fian, kami dilahirkan dari rahim yang sama. tapi jangan kira sifat kami juga sama, ada hal-hal yang membuat kami seringkali saling iri. Saya harus belajar sungguh-sungguh jika mau bisa, Fian berbeda, adek yang selalu bisa dibanggakan oleh ayah dan ibuk. takpernah sekalipun waktu sd takperingkat 1, smp ditempuh hanya 2 tahun, kemudian diterima di salah satu SMAN terfavorit di Sidoarjo. Aku? jauhlah dari dia. Fian suka gambar bisa menulis bagus. lah awak? tapi kesyukuran

Pulang.

"Mbak, minggu ini pulang?" -pesan ayah ibu yang berbarengan muncul di layar HP-           Dulu saat masih mahasiswa baru ada sebuah doktrin yang sering kudengar "jangan sering pulang" gitu katanya. aku menyetujuinya karna bagaimana kita bisa berkembang jika kita memilih untuk selalu pulang? namun, makin kesini aku sebagai seorang anak menyadari, ketika kita di luar berusaha membahagiakan mencoba berprestasi lewat banyaknya kegiatan. Tapi nyatanya kadang ada sedih yang harus disembunyikan, tentang anaknya yang takpulang.            Kenyataannya bahagia orang tua kita kadang sederhana, begitupun sedihnya. Melihat anaknya pulang dengan keadaan baik-baik saja, tersenyum ikhlas, bercerita bahagianya kuliah. bahagiamu bahagianya, sedihmu juga sedih mereka. Jangan cerita kesedihanmu, sakitnya berkali lipat dari yang kamu rasakan pada orang tua. Aku, anak yang pernah melakukan kesalahan itu.               Mereka mencintaimu bahkan sebelum kamu ada secara fisik,

Muda Biasa

Gambar
#FIM20 Malang, 26-29 Juli 2018 "anak muda takbutuh dinasihati, mereka hanya butuh kesempatan untuk mencoba. biarkan mereka terbentur sendiri, benturan itulah yang mendewasakan mereka." -pak dahlan iskan, 27/07/2018- Kala itu harusnya Kuliah Kerja Nyata masih belum usai, dihadapkan dua kebaikan bersamaan, bertahan bersama adik-adik yang hampir sebulan bermain bersamaku atau berpisah berjumpa dengan kawan-kawanku hampir seluruh Indonesia di Malang. Hidup memang didesain begitu kita akan dihadapkan oleh 2 pilihan yaitu pertemuan dan perpisahan. perpisahan yang sejatinya akan digantikan oleh pertemuan yang lain. ada energi besar yang lain yang mendorongku untuk datang ke malang, bukan hanya sebuah proses seleksi atau undangan, namun tentang energi positif yang bahkan sudah hadir sebelum raga itu datang, datang dengan konsekuensi meninggalkan kegiatan KKN yang belum usai, dana yang taksedikit dari uang pribadi yang sebelumnya juga habis untuk kegiatan KKN, juga fisik

narsisus yang dituhankan.

"narsisus berjalan mendekati air danau dan mengatakan pada bayangan di air, betapa indahnya dirimu" -paulo coelhoe, the alchemist- setiap zamannya kita selalu disajikan media sosial baru, ada Facebook, twitter, instagram, ask.fm dan banyak lagi. tujuan dibuatnya untuk komunikasi jarak dekat dengan yang jauh, betapa betuntungnya diriku hidup di zaman sebegini canggihnya. saya bisa bertemu dengan kawan yang sebelumnya saya kenal, turki yang jauh disana. munculnya banyak aplikasi ternyata bukan hanya memudahkan tapi juga mengubah kebudayaan masyarakat yang semakin kesini semuanya harus dibagi, bukan berbagi apa. tapi kegiatan,sampai pertanyaanpun dibagikan. beberapa waktu yang lalu mungkin beberapa orang mengkritk tentang makanan yang di upload di media sosial, "berdoa dulu bukan foto dulu" dan akhirnya hal itu menjadi hal biasa, kritikan itu sudah tenggelam seiring jaman. wkwk ask.fm adalah salah satu situs atau aplikasi yang memberikan kesempatan orang lain un

Ramadhan, berkah yang termunafikkan.

         ramadhan, tentang berbuka, sahur, ibadah, dan banyak keberkahan yang takbisa dijumapi di hari-hari dan bulan-bulan biasa. setiap nafas adalah ibadah, ramadhan selalu dinanti dan dipersiapkan oleh kebanyakan sebagian orang muslim. nikmatnya sahur dengan keluarga, buka bersama dengan teman-teman, dan berlomba-lomba ibadah dan melakukan kebaikan.          Beberapa tahun lalu, di waktu yang sama ramadhan seperti ini. saya pernah menulis tentang resahnya saya ketika kenikmatan yang dirasakan Indonesia, takbisa dirasakan oleh saudara muslim yang lain, gaza dan suriah. ternyata, masih takjauh beda. saudaraku masih teraniaya secara fisik dan raga. ibadah susah, tapi semangatnya takpudar. begitu saja masih penuh nikmat katanya, syahid menjadi tujuan.          Sedangkan aku yang ada di Indonesia, banyak berkah yang termunafikkan oleh raga. langkah konkret terhadap apa yang terjadipun belum maksimal. ibadah ku di Indonesia yang damai ini seringkali takmaksimal, ada alasan dan hidup ya